Waktu
-buat kawan
Malam ini kau lemparkan
ribuan anak-anak panah kehilangan
menembus jauh ke dasar gua dadaku
Barangkali jika kau mengerti, aku mengerti pula
Perasaanmu kepadaku
Barangkali kita memang sama-sama mau
saling mencintai
Cuma waktu belum merestui
Yogyakarta, April 2011
Kau tahu, yang paling aku khawatirkan darimu
Adalah kesedihan yang berjuta hari tumpah
setelah cahaya matamu berhenti menetes ke daun hatiku
Kesedihan yang tiba-tiba turun dari langit, mengguyur jiwamu.
Dan setelah itu tidak terbit lagi matahari
dari dadamu
dari dadamu
Sebab Tika, hanya cintamulah yang ingin benar-benar kudekap.
Yogyakarta, April 2011
Requiem
Setiap raga selalu menyimpan tumpukan
riwayat kelam
di dadanya.
Pernah merayapi hari-hari
tanpa matahari di sudut perasaannya
Dingin dan matanya begitu muram
“Mungkin, mengenang adalah mengubur
kepingan-kepingan masa silam.”
Bisikmu
sambil menumpahkan bulir-bulir mutiara
dari penjuru mata
sambil menumpahkan bulir-bulir mutiara
dari penjuru mata