Tadi malam, wajahmu menggiring degup jantungku
menuju ingatan waktu
menuntunku meyelami kembali kenangan-kenangan
yang telah terkubur dalam ingatan.
Seperti pulang,
Kau mengajakku menyantap hidangan masa silam,
menyuruhku meminum anggur darah
dari luka yang kau peras sendiri. Lalu
kau memaksa bibirku mengeja setiap lekuk bibirmu.
Malam dan hujan berpelukan, penuh kasih. mereka saling berciuman.
;malam mengira hati kita telah menyatu
Jakarta, 2010