Jumat, 31 Desember 2010

Peristiwa Tadi Malam

;yulia


Tadi malam, wajahmu menggiring degup jantungku
            menuju ingatan waktu
            menuntunku meyelami kembali kenangan-kenangan
            yang telah terkubur dalam ingatan.
Seperti pulang,
            Kau mengajakku menyantap hidangan masa silam,
            menyuruhku meminum anggur darah
dari luka yang kau peras sendiri. Lalu
kau memaksa bibirku mengeja setiap lekuk bibirmu.

Malam dan hujan berpelukan, penuh kasih. mereka saling berciuman.

;malam mengira hati kita telah menyatu
           

Jakarta, 2010


Kamis, 23 Desember 2010

Variasi Kecemasan


I
Jalanan masih sepi
Saat angin menyisir rambutmu
Aku tahu bahwa hatimu remuk

Adakah seseorang mampu merekatkan
fragmen-fragmen hati yang berserak
Adakah seseorang iba menyaksianmu luluh lantak

II

“Masih ada bumi  yang menopang kedua kakiku”
katamu pada suatu senja yang penuh luka

Tubuhmu menggigil, bukan karena dingin angin
Tapi disebabkan oleh maut
Di sana namamu selalu disebut

“aku tidak mampu mengelak dari kesunyian"
Sedang maut adalah  bayang nasibku yang paling setia

Jalanana masih tetap sepi


Yogya, 2010