I
Jalanan masih sepi
Saat angin menyisir rambutmu
Aku tahu bahwa hatimu remuk
Adakah seseorang mampu merekatkan
fragmen-fragmen hati yang berserak
Adakah seseorang iba menyaksianmu luluh lantak
II
“Masih ada bumi yang menopang kedua kakiku”
katamu pada suatu senja yang penuh luka
Tubuhmu menggigil, bukan karena dingin angin
Tapi disebabkan oleh maut
Di sana namamu selalu disebut
“aku tidak mampu mengelak dari kesunyian"
Sedang maut adalah bayang nasibku yang paling setia
Jalanana masih tetap sepi
Yogya, 2010
Yogya, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar