Kamis, 23 Desember 2010

Variasi Kecemasan


I
Jalanan masih sepi
Saat angin menyisir rambutmu
Aku tahu bahwa hatimu remuk

Adakah seseorang mampu merekatkan
fragmen-fragmen hati yang berserak
Adakah seseorang iba menyaksianmu luluh lantak

II

“Masih ada bumi  yang menopang kedua kakiku”
katamu pada suatu senja yang penuh luka

Tubuhmu menggigil, bukan karena dingin angin
Tapi disebabkan oleh maut
Di sana namamu selalu disebut

“aku tidak mampu mengelak dari kesunyian"
Sedang maut adalah  bayang nasibku yang paling setia

Jalanana masih tetap sepi


Yogya, 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar