Minggu, 02 Januari 2011

Perempuan Bermata Senja

I

Matahari dan bulan berlari
melewatiku ribuan kali.

            Sunyi menancap di ulu hati,
membungkam setiap suara
yang timbul tenggelam, menggoda samadi kelam

Sedang aku, dalam pencarianku tak kunjung menemukan,
justru kehilangan demi kehilangan menerkam dada,
kehilangan yang satu persatu runtuh dari tiap doaku
yang kulemparkan ke atas dan menembus jantung langit.

Adakah kamu selalu menunggu, hingga jarum jam membeku
atau sebenarnya yang kamu tunggu adalah kehancuranku

ingin sekali lagi kucium aroma tubuhmu, membelai rambut ombakmu
dan menyapa bibirmu dengan bibirku     

            apalah pencarian jika menemukan lalu kehilangan

II

Telah kutelanjangi separuh tubuh bumi
hanya untuk menghujani kerontang kering hatimu
dengan puisi.

Kamu tiba-tiba menepis langkahku, menghapus jejak-jejak
yang dengan tubuh berkeringat darah kutorehkan di dadamu

aroma kemarau di hatimu dan kilatan wajahmu
yang menyengat dada, menuntunku
bergerilya mencari perempuan bermata senja: kamu


Yogya, November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar